Thursday, June 28, 2012

hantu jembatan

Aku harus lulus SNMPTN tahun ini! Ini semua karena janji ayah. Jika aku berhasil menembus SNMPTN, maka ayah akan mewariskan VW-nya. Ini membuatku semakin mati-matian belajar. Termasuk ikut banyak bimbel dan les-les privat dari guru.

Cuma ada satu kata di pikiranku, mobil... mobil... mobil...!!! Aku sangat menginginkan mobil bukan karena aku manja. Tapi jujur, badanku rasanya rontok setiap hari naik motor dari rumahku di Cibiru Ujung Berung Bandung, ke sekolahku di daerah Setiabudhi.

Malam itu, sekitar pukul sebelas malam, aku baru saja pulang dari rumah guruku di Cijerah. Tadinya, aku hanya ingin meminta nasehat dia untuk menjawab soal SNMPTN. Ujung-ujungnya, guruku malah memberikan materi. Tidak apa-apa lah, siapa tahu berguna nantinya.

Aku mengemudikan motorku dengan kecepatan yang cukup tinggi. Sepanjang jalan, aku memikirkan kunci rumah. Aku tidak membawanya, karena tidak berencana pulang selarut ini. Udara malam itu dingin sekali, mungkin karena hujan sepanjang hari dan baru reda sekitar pukul sembilan malam. Aku pulang lewat jalur Soekarno-Hatta yang langsung mengarah ke Cibiru. Karena memang tidak ada jalan yang lebih cepat selain Soekarno-Hatta. Hari sudah malam dan sedikit sekali kendaraan yang berkeliaran. Jadi aku bisa terus melaju dengan lancar.

Aku masih menjalankan motorku dengan kecepatan tinggi. Tidak terasa, aku sudah sampai di daerah Buah Batu. Ketika aku sampai di bawah jembatan penyebrangan di daerah Metro, tiba-tiba saja aku terkejut.

Ya Tuhan!!! Jantungku berdetak sangat kencang. Aku mengerem motorku mendadak. Setelah agak tenang aku melaju di pinggir. Jantungku berdetak semakin kencang. Duh!! Hampir saja aku menghantam mobil yang sedang parkir.

Apa itu tadi??? Saat akan melewati bawah jembatan penyebrangan, tiba-tiba sesuatu melintas. Seorang wanita, memakai baju putih. Hanya beberapa sentimeter saja dari motorku, hampir saja aku menabraknya. Untungnya aku spontan menginjak rem hingga motorku tidak terkendali. Oh, untung saja aku tidak jatuh ataupun menabrak apapun.

Aku segera turun dari motorku dan melihat ke arah jembatan penyebrangan itu. Tepat di pembatas jalan, berdiri seorang wanita. Dia memakai kaos putih dan celana jeans. Sial!! Itu pasti orang yang tadi menyebrang!!

Aku pun berteriak keras sekali, "Woy!! Lo gila ya??! Nyebrang liat-liat woy!!". Aku tahu, teriakanku mungkin tidak berpengaruh padanya, tapi cukuplah untuk meluapkan emosiku. Tapi wanita itu lalu berbalik melihat ke arahku dan melambaikan tangannya. Huh! Dia malah melambaikan tangan!

Saat sedang berpikir apa yang akan kulakukan selanjutnya, sebuah tangan menepuk bahuku. "Ada apa teriak-teriak?" terdengar suara lelaki. Aku kaget dan segera menoleh. Di depanku ada seorang laki-laki yang sudah cukup tua. Matanya agak sipit dengan tahi lalat di pelipis kanan. Dia sedang nongkrong di kios dekat aku berhenti.

Aku menjawab dengan sedikit emosi, "Itu kang!! Tadi perempuan itu nyebrangnya enggak liat-liat!! Saya hampir nabrak!!". Mendengar jawabanku, wajah laki-laki itu sedikit berubah, lalu bertanya pelan, "Perempuan yang mana?". Aku pun menunjuk ke arah perempuan tadi berdiri. Ternyata dia sudah tidak ada di sana. Lalu laki-laki itu bertanya lagi, "Nggg... perempuannya pakai baju putih? Terus nyebrangnya lari?"

Aku segera menjawabnya dengan penuh semangat, "Iya kang. Betul!! Akang juga liat tadi?". Wajah laki-laki itu benar-benar berubah, menunjukkan kekhawatiran. Dengan pelan dia berkata, "Yang tadi mah bukan manusia. Perempuan itu teh.... makhluk gaib.... Disini memang sering ada kecelakaan. Mobil berhenti mendadak, motor tiba-tiba oleng. Dan kata supirnya, mereka ngeliat perempuan nyebrang sambil lari mendadak. Dia pakai baju putih sama celana jeans. Udah banyak yang meninggal juga gara-gara kaget ngeliat dia nyebrang. Pokoknya semua yang ngeliat dia nyebrang, pasti kecelakaan parah!"

Aku lemas mendengarnya. Sekali lagi aku melihat ke arah jembatan itu dan tidak ada siapa-siapa di sana. Kemudian laki-laki tadi memegang-megang lenganku, "Enggak apa-apa khan? Wah beruntung sekali. Baru pertama nih yang liat si itu nyebrang terus gak jatuh. Syukurlah... Lain kali hati-hati kalau lewat daerah sini. Jangan ngebut, jangan ngelamun!"

Aku hanya bisa mengangguk-angguk saja. Tak lama, aku meneruskan perjalanan pulang. Sesaat sebelum aku menjalankan motorku, aku mengucapkan terima kasih kepada laki-laki tadi. Dan melihat ke arah jembatan itu sekali lagi.

Dia ada disana!!! Wanita baju putih itu ada tepat di pembatas jalan, masih melihat ke arahku dan melambaikan tangannya!!! Aku cepat-cepat memalingkan wajahku dan tancap gas.

***

Sekitar pukul 12 malam, aku sampai di rumah. Lututku masih lemas... Aku tidak menyangka akan mengalami kejadian seperti tadi. Sebelumnya, aku tidak pernah bersentuhan dengan dunia seperti itu. Hhhhhh.... pikiranku masih melayang-layang. Aku mencoba untuk fokus namun susah. Akhirnya aku mengambil segelas air putih dari meja makan dan menenangkan diri di sofa depan TV.

Aaaahhh, air putih memang menenangkan. Ketika baru saja selesai minum, tiba-tiba terdengar sesuatu. Suara dari meja makan di belakangku. Suara... tudung saji yang dibuka, lalu terdengar suara beberapa piring digeser... Aku mulai merinding, karena aku tidak melihat seorang pun yang keluar dari kamar-kamar di rumah ini. Telingaku mendengarkan dengan waspada.

Oh... Sekarang suara itu sudah hilang. Aku menelan ludah. Hening. Kemudian, terdengar suara lagi. Masih dari meja makan. Suara seseorang sedang minum air!! Meski suara-suara yang keluar itu halus, tapi tidak mungkin aku salah mendengar. Dan aku semakin yakin saat terdengar pintu kulkas terbuka dan dengan cepat tertutup lagi! Lalu kembali hening.

Dengan sedikit ketakutan, aku memaksakan diri untuk melihat ke belakang. Perlahan aku menengok. Ternyata... tidak ada siapa-siapa. Tudung saji pun masih tertutup rapi. Astaga... Apa yang terjadi disini? Aku masih tidak bisa bergerak dan kembali memalingkan wajahku ke arah TV.

Aku berpikir untuk menyalakan TV agar ada suara-suara yang bisa membuatku tenang dan tidak merasa mendengar hal-hal yang aneh. Saat sebelum aku menekan tombol ON di remote, tiba-tiba kudengar suara, "A'... Aa'! Aa'!"

Suara wanita!! Jelas sekali!! Bukan suara ibuku ataupun saudaraku!!! Bukan pula suara seseorang yang aku kenal!!! Suara itu terdengar jelas sekali, datang dari belakangku! Aku pura-pura tidak mendengarnya dan mulai menyalakan TV.

"Aa'... A'?". Ya Tuhan, suara itu memanggil lagi. Tubuhku mulai gemetaran. Volume remote kutekan keras-keras untuk meninggikan suara TV. Dan tiba-tiba saja, tepat di sebelah kanan wajahku, ekor mataku menangkap wajah seorang wanita. Wanita itu mendekatkan kepalanya. Dia memanggilku, "A'.. Aa'!". Aku menjerit keras, membangunkan seisi rumah.

***

Besok sorenya, aku kembali datang ke tempat kemarin aku melihat wanita berbaju putih itu. Aku ingin bertemu dengan laki-laki yang kemarin aku temui. Laki-laki yang bercerita tentang hantu wanita jembatan disini. Aku ingin bertanya apakah kejadian di rumahku semalam ada hubungannya dengan wanita itu.

Tapi sepertinya laki-laki itu tidak ada di kios seperti kemarin. Ah, sial, aku masih penasaran! Akhirnya aku mendatangi kios itu dan menghampiri tiga laki-laki yang sedang mengobrol di situ. Aku pun menyapa mereka. Setelah berbasa-basi, aku mulai bertanya tentang hantu wanita itu.

Awalnya mereka segan bercerita. Akhirnya aku bercerita tentang pengalamanku kemarin. Mereka tampak kaget. Mereka akhirnya berpendapat kalau hantu wanita itu ikut pulang ke rumahku karena aku tidak mengalami kecelakaan. Lututku langsung terasa lemas.

Aku pun bercerita kalau tadi malam seorang laki-laki yang sedang nongkrong di kios ini sudah bercerita tentang hantu itu. Aku menyebutkan ciri-cirinya dan bertanya apakah nanti dia akan datang ke kios itu juga?

Salah seorang dari mereka berkata dengan ragu, "Orang yang disebut adek tadi seperti... Kang Herman. Benar, Kang Herman.. Dek, Kang Herman mah udah meninggal 4 hari yang lalu. Dia ketabrak mobil box yang oleng ke arah kios. Supir mobil box teh ngeliat perempuan itu nyebrang jalan mendadak".

Aku diam, tidak bisa berkata apa-apa. Seluruh tubuhku lemas... 
Read More - hantu jembatan

twitter

follow my blog

 

Copyright © Shafira. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver